Trenggalek Raih Penghargaan UI GreenCity Metric 2024 Sebagai Peserta Terbaru Terbaik

Trenggalek Raih Penghargaan UI GreenCity Metric 2024 Sebagai Peserta Terbaru Terbaik

TRENGGALEK – Kabupaten Trenggalek meraih penghargaan sebagai peserta baru terbaik dalam pemeringkatan Universitas Indonesia (UI) GreenCity Metric Tahun 2024. Sebagai peserta baru, Kabupaten Trenggalek berhasil menduduki peringkat 12 dari 64 kabupaten/kota yang ikut dalam program yang diluncurkan sejak 2022 lalu.

UI GreenCityMetric merupakan pemeringkatan bagi kabupaten/kota di Indonesia dalam bidang keberlanjutan (sustainability). Tujuannya mengajak pemerintah daerah melakukan transformasi menuju kabupaten/kota berkelanjutan.

Pemeringkatan Ul GreenCityMetric sendiri berdasarkan 6 kategori penilaian yaitu penataan ruang dan infrastruktur, energi dan perubahban iklim, tata kelola sampah dan limbah, tata kelola air, akses dan mobilitas, serta tata pamong (governance).

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, setiap daerah memiliki tantangannya sendiri. Salah satunya adalah pilihan untuk mementingkan ekologi atau ekonomi. Beliau berkomitmen untuk membuktikan bahwa ekologi dan ekonomi bisa berjalan beriringan dengan mencari terobosan bersama pentahelix termasuk dengan civitas akademika perguruan tinggi.

Kabupaten seperti Trenggalek dengan 70 persen kawasan hutan, harus mampu memanfaatkan peluang fiskal yang lain. Salah satunya adalah dengan pengelolaan lingkungan yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut Pemkab Trenggalek menginisiasi Adipura Desa, di mana desa yang mau melestarikan lingkungan hidup, menjaga sumber mata air maupun kualitas udara akan mendapat transfer anggaran fiskal.

Saat ini, desa-desa yang ada di Trenggalek bergotong royong membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH). “Mereka sekarang punya bank-bank sampah, bahkan mereka ada yang bikin literasi bayar pajak PBB dari hasil pengelolaan sampah yang direcyle, sehingga menjadi pendapatan ekonomi.” Ujar Mas Ipin.

Lanjutnya, ketika desa-desa menjadi bersih maka dapat naik tingkat menjadi desa wisata. Di wilayahnya terdapat dua desa yang berhasil masuk dalam 50 terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia. Selain itu, terdapat juga desa-desa yang digunakan untuk lokasi syuting film. Tentunya ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

Mas Ipin, juga mengingatkan perlunya peduli dengan Pasar Karbon Sukarela (voluntary carbon market), pasar karbon dengan perdagangan karbon, dan juga kegiatan mengurangi jejak karbon (carbon offset) yang telah menjadi perhatian negara-negara dunia. “Seharusnya Indonesia regulasinya mengarah ke sana.”

Menurutnya, kota-kota yang polutif, banyak industri, semestinya memberikan insentif kepada kabupaten/kota yang menyiapkan oksigen dengan hutan-hutan yang dimilikinya. “Jika semua kota/kabupaten ingin mengeruk hasil buminya, lalu siapa yang jaga pohonnya? Itu yang kita dorong.”

Mas Ipin bersyukur wilayahnya sudah peduli dengan hal-hal itu. di Kabupaten Trenggalek mereka memiliki BUMD yang salah satu lini usahanya adalah perdagangan karbon. “Dan kita sudah bisa listing di Indonesia Carbon Index juga,” katanya. Dia pun berharap, Langkah yang telah dilakukan Pemkab Trenggalek dapat memberikan semangat untuk masyarakat. “Dan akhirnya Indonesia bisa menjadi leading di praktek baik sustainable development.”

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *